Rabu, 22 April 2015

Mahluk Dari Galaksi Lemon



            Di sudut perpustakaan, berdiri beberapa buku-buku tentang Hitler dan marxisme. Kau berdiri di antara dua rak yang saling bertatapan. Sudah hampir satu semester ini kau setia dengan buku-buku itu, kau tak pernah absen walau sehari. Ba’da dzuhur pasti kutemukan dirimu mengintip setiap lembar buku-buku itu.

           Membuntutimu, kupastikan aku sehebat ninja yang berkomuflase.
Aku menganggapmu adalah venus yang berbeda orbit macam planet lainnya, mungkin saja kau bukan dari galaksi bima sakti.

           Sejujurnya aku ingin merayumu dengan puisi sastrawan berengsek, menggilaimu membacakan syair-syair syahdu. Aku hanya tak sukai kau punya pesona.
Andai bisa dibandingkan, kau mewakili 3 perempuan penakluk, Cleopatra, Ken Dedes dan Roro Jonggrang.

          Mau ada campur tangan Tuhan, aku terlalu naif terlibat masalah asmara. Kalau saja taman tulip yang ada di Turki pindah di sini, kupastikan cerita macam romeo dan juliet akan kalah romantis.
Kepalaku ini sudah tak lagi punya ruang tuk berpikir, sesegera mungkin aku akan membuatmu halal bagiku.

Hei siapa kau punya nama? Kau tak beda dengan matahari sebagai pusat gravitasi semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar