Rasanya
sedih sekali membaca berita tentang Alm. Angeline, gadis kecil nan lucu harus
meninggal dengan cara yang tragis. Sebelum mati, dia diperkosa dan dikubur di
dekat kandang ayam. Ah masih teringat di kepala garis lengkung senyuman di
bibirnya, siapapun akan luluh dengan ekspresi innocence (polos) Angeline. Anak perempuan yang diasuh oleh ibu
angkatnya berusia 8 tahun pergi meninggalkan keduakaan seluruh netizen dan
masyarakat Indonesia, di berbagai sosial media banyak yang memposting kedukaan
untuk kematian Angeline. Beberapa hari yang lalu sekitar ratusan orang menyalakan 1000
lilin untuk Angeline dan mendoakannya di bundaran HI.
Sebelumnya,
Angeline sendiri dinyatakan hilang pada tanggal 16 Mei 2015, berita hilangnya
Angeline juga dipublikasikan di Internet, hanya saja waktu itu tak ada yang
mengetahui di mana Angeline berada. Warga sekitar rumah Angeline tinggal juga
mencari dia. Pada akhirnya di bulan Juni ini Angelin ditemukan tak bernyawa.
Sampai hari ini kasus Angeline masih berjalan, mencari pelaku yang mungkin
lebih dari satu orang.
Jika me-review kasus kekerasan seks maupun fisik
pada anak, Indonesia punya kasus yang bisa dikatakan sangat banyak. Mulai
kasus, Sodomi, pembunuhan anak, kekerasan fisik sampai menyebabkan cacat dan
lain-lain. “Perempuan dan anak sangat
rentan dengan kekerasan” pernyataan
yang diberi tanda kutip itu selalu saya ingat kala saya mengikuti talkshow di salah satu televisi swasta
yang membahas perempuan dan anak. Yang memprihatinkan dari kasus-kasus
kekerasan anak adalah pelaku kekerasannya merupakan orang terdekat, bisa
saudara, tetangga, bahkan kedua orang
tua yang semestinya menjaga dan merawat anaknya. Miris jadinya, padahal anak
punya hak untuk dilindungi lahir batinnya. Padahal dulu saya meyakini kalau ibu
membunuh anaknya adalah hal yang mungkin mustahil adanya.
Ini bukan
hanya sebagai “PR” bagi Komisi Perlindungan Anak dan Perempuan, tapi juga
tanggung jawab bersama. Perangi kekerasan anak! Tentu kasihan bila mereka
mendapati cedera atau luka-luka dan trauma berkepanjangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar